Mendukung ADRO TEXTILE Konveksi Murah Indonesia – Tlp 081362666444 !

Baca Selengkapnya » Mendukung ADRO TEXTILE Konveksi Murah Indonesia – Tlp 081362666444 !

Daftar Blog Dofollow Terbaru

Daftar Blog Dofollow Terbaru - Buat Lagi mempunya beberapa informasi mengenai Daftar Blog Dofollow Terbaru, bagi anda yang ingin tau Daftar Blog Dofollow Terbaru, saya bagi di bawah ini :

5. D Pag

Di Daftar Blog Dofollow Terbaru di atas anda bisa berkomentar dengan menyertakan name/url. apa lagi bagi anda yang sedang mengikuti kontes seo seperti postingan saya yang berjudul ADRO TEXTILE Konveksi Murah Indonesia – Tlp 081362666444 ! . dengan backlink di Daftar Blog Dofollow Terbaru mungkin saja anda bisa memenangkan kontes seo yang anda ikuti.

Semoga postingan ini bermanfaat dan terima kasih sudah berkujung di blog Buat Lagi.
Baca Selengkapnya » Daftar Blog Dofollow Terbaru

Blog Sahabat Buat Lagi

selamat berkunjung kembali di blog buat lagi. blog buat lagi kali ini berbagi beberapa link blog sahabat setia.
bagi anda yang ingin link blognya di posting di postingan blog sahabat buat lagi ini, maka silahkan saja link blog buat lagi anda share dan setelah itu konfirmsi lewat komentar, nanti ane update postingan ini.
di bawah ini adalah link blog sahabat buat lagi :


demikianlah informasi link blog sahabat buat lagi dan saya merasa senang jika anda ingin menjadi sahabat blog buat lagi. terima kasih
Baca Selengkapnya » Blog Sahabat Buat Lagi

Bila Jokowi jadi presiden, kasus BLBI dikawatirkan terulang

Bila Jokowi jadi presiden, kasus BLBI dikawatirkan terulang - Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Taufik Bahauddin, khawatir terhadap kondisi ekonomi ke depan setelah Pemilu 2014, terutama bila Jokowi menjadi presiden. Seperti munculnya kembali kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di zaman pemerintahan Megawati Soekarnoputri.

"Bisa saja terulang, kan bukan BLBI saja. Jual Indosat, jual kapal tanker VLCC Pertamina, jual gas murah ke China. Nanti, kalau kembali berkuasa bentuknya bisa lain lagi," ujar Taufik di Jakarta, Selasa (25/3).

Menanggapi PDIP yang mengangkat sosok Jokowi sebagai capres, Taufik menegaskan, hal itu tidak begitu berpengaruh di dalam kepemimpinan nasional. Sebab, kata dia, Jokowi belum benar-benar teruji dalam mengatasi masalah di Jakarta.
"Dia (Jokowi) kan belum teruji. Di Jakarta sudah berhasil apa? Pencitraannya blusukan. Yang kita perlukan hasilnya apa, yang dinikmati rakyat. Ini kan belum. Monorail macet, pengadaan bus Transjakarta korup juga," jelas dia.
Justru, lanjut Taufik, kekhawatiran mencuat saat PDIP memberikan mandat kepada Jokowi sebagai capres. Yang mana diketahui mandat tersebut diberikan setelah PDIP mengumpulkan puluhan pengusaha-pengusaha di kantornya.

Menurut Taufik, bukan rahasia umum lagi bahwa Jokowi amat tunduk terhadap perintah Megawati. Sehingga tak menutup kemungkinan kasus BLBI terulang lagi walaupun dalam bentuk lainnya. "Putusan seseorang adalah gambaran kualitas berpikirnya. Dia (Jokowi) kan belum teruji," tandasnya.

Seperti diketahui, penerbitan Surat Keterangan Lunas (SKL) membuat kasus BLBI dihentikan penyidikannya (SP3) oleh Kejaksaan Agung di masa pemerintahan Megawati. Dalam kasus tersebut, banyak pengusaha yang disebut-sebut menikmati penyalahgunaan fasilitas BLBI.

yang jelas Bila Jokowi jadi presiden, kasus BLBI pasti terulang kembali, maka janganlah memilih jokowi dan postingan Bila Jokowi jadi presiden, kasus BLBI dikawatirkan terulang saya akhiri salam Buat Lagi
Baca Selengkapnya » Bila Jokowi jadi presiden, kasus BLBI dikawatirkan terulang

Selamatkan partai lewat Jokowi

Buat Lagi : Selamatkan partai lewat Jokowi - Dengan tulisan tangan, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputeri akhirnya merestui Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Joko Widodo maju sebagai calon presiden. Megawati luluh lantaran ditekan banyak pihak, termasuk Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto, sesepuh PDIP pernah menjadi ajudan Presiden Soekarno.

Tulisan tangan Megawati itu seolah ingin menunjukkan kepada publik jika dukungan terhadap Jokowi, sapaan Joko Widodo, bulat dan tidak perlu diperdebatkan di kalangan internal partai. Apalagi hasil kongres tahun lalu memberi wewenang kepada Mega buat menentukan calon presiden dari partai berlambang banteng bermoncong putih itu. 

Sejak menjabat gubernur Jakarta, popularitas Jokowi semakin meningkat. Bahkan, dalam banyak survei, mantan wali kota Solo ini mengalahkan Prabowo Subianto, pesaing terberatnya dalam meraih kursi RI-1. Sebelum nama Jokowi melejit, Prabowo menjadi salah satu calon presiden paling dijagokan. 

Paling tidak, 16 lembaga survei menempatkan Jokowi sebagai calon presiden memiliki tingkat keterpilihan paling tinggi, yakni 22,97 persen. Disusul Prabowo (19,01 persen), Aburizal Bakrie (12,09 persen), dan Wiranto (7,28 persen). Padahal jika PDIP tidak mencalonkan Jokowi, Prabowo Subianto cenderung diuntungkan. 

Pengamat komunikasi Ade Armando menilai langkah Megawati menulis tangan instruksinya untuk mengamankan suara sekaligus memenangkan Jokowi menandakan keputuan itu secara internal sudah final. "Kita tahu semua PDIP itu tersentralisasi. Peristiwa pentingnya adalah ketika lembaga survei merilis hasilnya menunjukkan PDI Perjuangan hanya sampai 16 persen," katanya kepada merdeka.com.

Megawati, kata Ade, memilih menyelamatkan partai di tengah melonjaknya Gerindra dan Prabowo. Selain itu, dia ingin menunjukkan PDIP solid. 

Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo menegaskan pencalonan Jokowi sebagai presiden adalah hak Megawati sesuai amanat kongres dan rapat kerja nasional partai. Persoalan calon presiden dan calon wakil presiden adalah persoalan rekam jejak, kepemimpinan ideologis, dan kemampuan manajerial di dalam menjalankan pemerintahan negara, ujarnya beberapa waktu lalu.

Silahkan baca artikel di atas "Selamatkan partai lewat Jokowi" dan cermati.
NB: Jokowi tidak akan bisa menyelamatkan partai, dan partai demokrasi indonesia perjuangan (PDIP) besar bukan jokowi
Baca Selengkapnya » Selamatkan partai lewat Jokowi

Pemuda PKS ancam jegal Ahok jika ngotot jadi gubernur DKI

Artikel by Buat Lagi Pemuda PKS ancam jegal Ahok jika ngotot jadi gubernur DKI - Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jakarta menyatakan penolakan bila Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Mereka menyebut Ahok tidak memiliki kepribadian yang baik.

Ketua Umum Gema Keadilan DKI Jakarta, Renold Darmasyah menyebut, mantan bupati Belitung Timur itu harus diganti dengan pejabat publik yang sederhana. Pasalnya, Ahok tidak memiliki budi pekerti.

"Ahok sebagai pejabat publik yang tidak memiliki budi pekerti yang luhur harus diganti dengan pejabat publik yang sederhana, amanah serta berbudi pekerti santun dan baik," kata Renold di bilangan Cikini, Jakarta, Selasa (25/3).

Dia menambahkan, pihaknya tidak segan menjadi pelopor untuk menjegal Ahok menjadi DKI-1.

"Kami bakal menghimpun budayawan, akademis dan alim ulama untuk menolak Ahok sebagai Gubernur," ungkapnya.

Sebelumnya, Gema Keadilan dari PKS Jakarta menyerukan penolakan Ahok menjadi Gubernur DKI. Bahkan, mereka sudah melakukan survei dengan hasil 93 persen menyatakan penolakannya.

Menurut Peneliti Gema Keadilan, Mustofa menjelaskan, pihaknya memakai dua cara survei yakni online dan tatap muka. Dari 1589 responden, 300 tatap muka dan 1289 sampel online.

"Yang pakai online memakai google drive, dengan memberi link survei. Dalam survei ini tidak memakai tingkat kepercayaan dan margin of error," kata Mustofa di bilangan Cikini, Jakarta, Selasa (25/3).

Dalam survei, kata Mustofa, banyak alasan warga Jakarta tidak menyukai Ahok. Selai itu, mantan Bupati Belitung Timur itu dinilai tidak disukai lantaran kinerja dan cara berkomunikasinya kepada warga Jakarta selama 1,5 tahun ini.

NB : suruh siapa masyarakat jakarta memilih Jokowi...!
Baca Selengkapnya » Pemuda PKS ancam jegal Ahok jika ngotot jadi gubernur DKI

Wiranto bentak caleg Hanura yang potong orasinya saat kampanye

Wiranto bentak caleg Hanura yang potong orasinya saat kampanye - Partai Hanura menggelar kampanye terbuka di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Senin (24/3). Kampanye yang dihadiri oleh Ketua Umum Partai Hanura Wiranto sempat geger, karena mantan Panglima TNI itu sempat memarahi salah satu caleg yang memotong orasinya. 

Ketika Wiranto berorasi terkait misi dan misinya maju menjadi presiden, ada salah satu caleg yang teriak, "Hidup Wiranto!, Hidup Wiranto!" begitulah caleg yang bermaksud memberi semangat. Ternyata Wiranto tak senang dengan sikap calegnya tersebut.

"Nanti dulu, berhenti seperti itu. Kalau tidak hidup, tidak mungkin saya ada di sini. Dengarkan saya dulu," kata Wiranto dengan nada tinggi.

Menurut Wiranto, partainya memprioritaskan tiga tugas utama membangun Indonesia untuk lima tahun ke depan. Soal perlindungan warga negara, kesejahteraan dan kecerdasan menjadi tiga hal yang difokuskan. "Itu sudah sesuai amanat UUD 1945. Dan kami (Hanura) jelas akan memprioritaskannya," ujar Wiranto ketika menemui ribuan kader di kampanye terbuka yang diadakan di Ogan Komering Ilir (OKI) serta Palembang, Sumatera Selatan.

Wiranto mengatakan siapapun pemerintahan nanti, penting untuk tahu dan sadar bahwa tiga hal itu sudah melekat dan harus diperjuangkan. Karenanya Hanura memahami dan berupaya mengaplikasikannya. "Sudah jelas bahwa pemerintahan manapun punya tiga tugas utama itu dan bagi saya ketiganya prioritas," lanjutnya.

Dia menjelaskan, arti perlindungan dapat digambarkan sebagai kondisi rakyat yang nyaman dan terlindungi. Jauh dari kondisi tertekan dan tidak tertib. "Ini merupakan misi pemerintah, yang telah diberikan mandat oleh rakyat," jelasnya.

"Nepotisme, koncoisme, family sistem itu harus kita berantas. Jadi pemimpin jangan sampai memajukan kesejahteraannya sendiri, kelompoknya, partainya, itu salah besar," lanjutnya.

Wiranto sempat menyindir petinggi yang dipercaya rakyat tetapi merangkap jabatan, hasilnya tak fokus pada tujuan. "Jadi kalau sudah mendapatkan mandat dari rakyat, jangan dia merangkap jabatan. Nanti bercabang dan ujungnya tidak fokus, seolah mandat rakyat disingkirkan," ucapnya.

"Jangan khianati itu, maka itu Hanura akan bersama rakyat, tidak khianat sampai mati untuk rakyat," tegasnya.

Jangan pilih Wiranto - Wiranto bentak caleg Hanura yang potong orasinya saat kampanye
Baca Selengkapnya » Wiranto bentak caleg Hanura yang potong orasinya saat kampanye

Prabowo Dikritik Pakai Kuda Saat Kampanye

Prabowo Dikritik Pakai Kuda Saat Kampanye - Pengamat Politik LIPI, Ikrar Nusa Bakti, mengkritik Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menggunakan kuda saat menyapa massa peserta kampanye Gerindra di Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu (23/3/2014), kemarin.
"Itu sepertinya bukan kampanye politik tetapi seperti pemeriksaan, inspeksi pasukan di militer," kata Ikrar dalam diskusi "Persaingan Capres-Cawapres di Pilpres 2014" di gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (24/3/2014).
Pengamat politik senior LIPI ini mempertanyakan status Prabowo saat ini. "Pertanyaan saya apa Anda (Prabowo) seorang jenderal atau politisi?" ujar Ikrar.
Dia menegaskan style Prabowo seperti kurang percaya diri ketika tidak mengambil embel-embel militer dalam setiap kegiatannya. "Harusnya kalau mau jadi politisi harus siap jadi politisi," ujarnya.
Bagi Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Prabowo Subianto soal kuda bukan hal asing sebab dia  memiliki peternakan berisi puluhan ekor kuda. Satu ekor kuda, harganya bisa mencapai miliaran rupiah.
Pada Pemilihan Presiden 2009 lalu, dia mendaftarkan 84 ekor kuda saat mengajukan daftar kekayaan ke KPK. Kala itu, dengan harta Rp1,7 triliun, dia tercatat sebagai peserta Pilpres terkaya.
Kuda milik Prabowo itu adalah jenis unggulan yang disebut Lusiano. Menurut informasi, kuda-kuda itu termasuk kuda kategori Equestrian. Binatang ini adalah binatang yang memiliki kemampuan akrobatik.
Tidak hanya mampu seperti kuda pacuan yang dipakai berlomba dan menjadi alat bantu atlet yang berlari dan melompati halang rintang, seekor Lusiano bisa menunjukkan sikap sopan. Kuda jenis ini sering dipakai di arena sirkus.
Baca Juga:
Kampanye Melodramatik Jokowi: Isu Disadap Sampai Dibunuh
PDIP: Banyak Diejek, Publik Makin Cinta Jokowi
PDIP DKI: Tidak Ada Ancaman Pembunuhan Terhadap Jokowi

Baca Selengkapnya » Prabowo Dikritik Pakai Kuda Saat Kampanye